Kamis, 15 Oktober 2015

Hijrah dalam konteks kekinian

Tahun baru hijriah yang setiap tahun di peringati, merupakan satu momen yang bagus untuk kita semua. Momen mengingat kembali bagaimana perjalanan rosulullah saw hijrah dari kota mekah ke yatsrib, suatu perjalanan yang sangat luar biasa yang di tempuh dengan perjalanan darat selama beberapa hari.
Tidak hanya itu, momen itu juga menjadi momen dimana pada saat itu rosulullah saw membangun yatsrib yang kelak bernama madinah, membangun peradaban islam yang luar biasa, menanamkan nilai nilai ketauhidan, menanamkan nilai nilai islam yang agung, serta menyebarkan islam yang rahmatan lil alamiin dari madinah ke penjuru dunia melalui surat dan utusan yang dikirim oleh rosulullah saw.

Dalam konteks kekinian, hijrah dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam lingkungan keluarga hijrah bisa bermakna beralihnya kebiasaan jelek menjadi kebiasaan yang baik. Bila sebelumnya suami tidak biasa romantis, maka setelah hijrah, suami akan tambah romantis. Bila sebelumnya istri idak pernah izin kepada suami untuk pergi ke luar rumah, maka setelah momen hijriah ini, sang istri akan meminta izin kepada suaminya apabila ia akan pergi keluar rumah.

Dalam lingkungan pekerjaan, bila sebelumnya datang ke kantor atau tempat kerja selalu datang terlambat, maka setelah hijrah bisa dijadikan momentum untuk dapat berangkat kerja tepat waktu. Lebih semangat dari sebelumnya.

Dalam hal bermuamalah apabila saat ini kita masih senang menggunakan bank konvensional sebagai mitra kita, maka dengan hijrah dapat diartikan, mulai sekarang kita pindah dan bermitra dengan bank syariah.

Apabila saat ini kita masih senang menggunakan jasa pegadaian konvensional, maka dengan momen hijriah, mulai saat ini kita akan sangat nyaman ketika berhubungan dengan pegadaian syariah.

Dalam konteks berbangsa dan bernegara, seyogyanya hijrah menjadikan kita lebih selektif dalam memilih pemimpin, pemimpin yang amanah, muslim dan takut kepada penciptanya, Allah swt.

Demikianlah, seyogyanya semangat hijriah seharusnya menjadi momentum setiap insan beriman untuk dapat berubah menjadi lebih baik. Tidak mudah memang mengubah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan, namun tidak ada yang mustahil selama ada kemauan dalam diri kita.

akhirnya, selamat berhijrah di tahun 1437 hijriah.

Senin, 12 Oktober 2015

Ayo menulis !!

Mungkin menulis bagi kebanyakan dari kita termasuk juga saya sendiri, adalah hal yang membosankan, bingung dan tidak tahu harus memulai dari mana. Tergantung mood, kalau mood sedng bagus, bisa menulis sampai berlembt lembar, kalau mood tidak bagus, mengetik keyboord laptop atau tab pun jadi terasa berat. Berat rasanya.

Padahal, kalau kita cermati sesungguhnya para penulis terkenal yang ada di tanah air, entah itu penulis cerpen atau buku karya ilmiah, dan juga para penulis yang mengisi di kolom kolom harian umum cetak maupun online, kebanyakan dari mereka pasti menulis dengan cara dan gaya penulisan masing masing, dan yang tak kalah penting adalah mereka istiqomah dalam menulis. Itulah salah satu hal yang membedakan kebanyakan kita penulis pemula dengan mereka yang sudah malang melintang di dunia tulis menulis.
Ada beberapa hal yang patut di coba untuk para penulis pemula termasuk juga saya didalamnya, bagaimana agar bisa mem boost diri kita rajin menulis.

Pertama, jangan tergantung dengan yang namanya mood. Mood bisa berubah 180 derajat dalam hitungan detik. Di saat mood sedang bagus, menulislah sebanyak banyak nya. Dan apabila mood sedang tidak bersahabat, perbanyaklah berdzikir supaya hati menjadi tenang alias relax (ini betul dan saya serius), setelah hati dan pikiran sudah tenang, mulailah kembali menulis.

Kedua, untuk tahap pertama menulis lh di bidang yang di sukai, misal keseharian kita, hobi kita, opini kita tentang berita yang sedang hangat di media nasional, ekonomi, politik atau apapun itu, yang penting jangan menulis tentang gosip rumah tangga tetangga sebelah atau aib seseorang, bahaya, dosa (serius :) )

Ketiga, mulai lah dengan menulis dngan 4 atau 5 paragraf. Baik itu dengan jenis paragraf induktif ataupun paragraf deduktif atau bahkan campuran antara keduanya. Mengenai definisi jenis jenis paragraf, teman teman bisa goggling aja ya..

Keempat, buat target mingguan. Misal saya ingin dalam seminggu minimal menulis sebanyak dua tulisan. Maka, capailah target itu dengan istiqomah dan kesabaran. Setelah seminggu dapat menghasilkan dua tulisan, maka target mingguan bisa kita revisi menjadi empat tulisan seminggu. Istiqomah dan sabar. Demikian seterusnya.

Kelima, hal yang tak kalah penting adalah, miliki lah seorang teman yang akan menjadi seorang redaktur yang bertugas memberikan saran dan masukan terhadap tulisan kita, baik yang sudah di posting maupun belum di posting. Dalam hal ini, istri saya dengan sukarela menjadi pengunjung setia blog saya, memberikan masukan dan juga saran. Terimakasih ya sayang.

Ke enam, perbanyak membaca buku, artikel atau opini, cetak maupun online. Dengan membaca, seseorang akan memiliki banyak wawasan, memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap suatu masalah, dapat mengetahui bagaimana gaya penulisan orang lain dan banyak hal positif lainnya dari membaca.

Ketujuh, menulis lah mulai saat ini. Setelah teman teman membaca tulisan saya ini. Maka, segeralah ambil laptop atau tabnya, mulailah mengetik. Kalau tak ada laptop atau tab, ambillah handphone mulai lah mengetik di file draft, kalau tak ada juga handphone, ambil kertas dan mulailah menulis. Kalau ga ada juga alat tulis di rumah, pinjam ke keponakan atau sepupu yang sekolah, insya Allah mereka punya alat tulis hehe

Terakhir, selamat menulis dan pastikan niat kita menulis hanya karena Allah subhanahu wata'ala. saya jadi teringat pesan dari istri, tetaplah menulis, karena dengan menulis kita juga bisa berdakwah melalui tulisan kita. Semoga.

Ayahnya aufar

Demi masa

Bismillah.
Demi masa (1) sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (2) kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya menta'ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (3). (Quran surat al-ashr).

Dalam tafsir al usyr al akhir di katakan bahwa surat ini menerangkan bahwa manusia yang tidak dapat menggunakan masanya dengan sebaik-baiknya termasuk golongan yang merugi. masya Allah, Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Setiap tanggal 12 di bulan oktober, saya selalu diingatkan oleh notifikasi facebook serta notifikasi ucapan dari istri tercinta, keluarga serta teman-teman. Hari dimana 29 tahun yang lalu saya lahir ke dunia ini.

Perjalanan 29 tahun merupakan perjalanan yang penuh warna. Banyak episode kehidupan yang telah dilalui. Ada saatnya berada di ketinggian (bukan gunung maksudnya ya he), ada pula saat-saat dimana keterpurukan begitu dekat, bagai teman dalam keseharian. Ada saat saat dimana begitu mudah akses dari satu titik ke titik lain. Ada saat saat dimana kaki ini menjadi andalan, berjalan kaki menjadi keseharian dan suatu keharusan demi mengirit ongkos sebesar 2000 rupiah. Dari situ saya menghargai betapa berharganya 2000 rupiah itu.
Ada saat saat dimana keberlimpahan pernah saya jumpai, dan ada episode dimana makan ayam bakar di belokan sigodeg, nanggeleng begitu berharga, dan yg takkan pernah sy lupa adalah nikmatnya makan sebungkus mi instant untuk makan kami berdua. Dari situ saya menghargai dan menyadari betapa berharganya sebungkus mie instant. Ada saat-saat tidur di hotel berbintang, dan ada pula saat-saat dimana mushola adalah tempat berlindung saya dari hujan dan gelapnya malam, mushola samping marbella kemang adalah saksi bisu episode kehidupan itu..

Yang pertama yang wajib saya syukuri adalah, memiliki istri yang mensupport saya sedemikian hebat, melewati bagian demi bagian perjalanan dalam keterpurukan ini, yang telah begitu sabar menguatkan saya, menguatkan kami melewati itu semua, terimakasih istriku sayang. Saya masih sekuat ini sampai saat ini, karena doa dan support nya juga.

Juga bersyukur memiliki keluarga yg telah begitu support dan menguatkan kami berdua.

Kembali ke ayat di awal tulisan tadi, semoga saya dan kita semua termasuk kedalam golongan orang yang beriman dan beramal sholeh. Dua kata kunci dalam ayat tersebut yakni; iman dan amal sholeh, keduanya di sandingkan dalam ayat yang sama. Setelah beriman diikuti dengan beramal sholeh. Amal sholeh berbarengan dengan keimanan. Demikian firman-Nya.

Sebagai manusia, kita tidak tahu apakah amal kita lebih banyak melakukan kebaikan atau malah lebih banyak keburukan telah kita lakukan. Pun demikian dengan saya, telah lebih dari seperempat abad berlalu, amal mana yg paling banyak dilakukan? Wallahu alam. Merujuk kepada ayat di atas, sebagai muslim seyogyanyalah amal sholeh dan keimanan menjadi keseharian kita, menjadi teman dalam menjalani hidup yang fana ini untuk menuju ke kehidupan yang kekal abadi di akhirat kelak. Itulah job desk harian kita sampai hembusan nafas terakhir.

Di akhir tulisan yng singkat dan sederhana ini izin kan saya menulis beberapa resolusi untuk tahun tahun yang kan datang, yang menjadi target, harapan dan keinginan saya.

Sebagai seorang suami, saya ingin menjadi suami yang melindungi, memahami dan menyayangi sepenuh hati. Menafkahi ia hanya dengan yang halal. Menjadi sosok suami yang menyenangkan untuknya, pelipur lara di saat ia sedih. Penyemangat di saat rasa malas mulai menyelimutinya. Pengingat yang baik di satbi khilaf. Dan sosok suami yang menuntunnya ke surga, aamiin ya robbal alamiin

Sebagai seorang ayah, saya berharap dan berdoa bisa menjadi sosok teladan untuknya. Yang mengenalkan ia akan kehidupan. Membuka wawasan untuknya tentang dunia ini. Yang menafkahinya dengn harta yang halal. Sosok ayah yang menjadi pendengar yang baik untuknya. Menjadi kompas untuknya, sehingga ia tak kehilangan arah. Dan, mengenalkannya kepada sang pencipta, Allah swt. Dan kelak, saya di akhirat bersama sama dengannya memasuki pintu surga Nya dengan penuh rasa syukur.

Sebagai seorang anak, mungkin saya masih jauh dari kriteria anak yang berbakti. Belum bisa memberikan yang terbaik untuk mereka. Belum bisa membahagiakan mereka. Pun saya belum bisa memberi apa yang mereka mungkin inginkan, yang sebetulnya terbersit dalam hati dan pikiran mereka. Saat ini saya hanya bisa berdoa untuk kebaikan mereka; orang tua dan mertua, semoga di usianya yang sekarang, Allah swt senantiasa memberikan kepada mereka kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Mengampuni segala dosa dan kekhilafannya. Menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kami semua anak anaknya dari kecil sampai dengan saat ini.

Sebagai seorang muslim tentu hadits rosulullah sallallahu alaihi wasallam tentang kewajiban mencari ilmu, tentu akan terus menjadi motivasi bagi saya. Bukankan kewajiban mencari ilmu tak pandang usia? Mudah mudahan Allah subhanahu wata'ala membuka jalan dan kesempatan kepada saya untuk dapat  melanjutkan studi di bidang yang saya minati; keuangan islam, aamiin ya robbal alamiin.

Dan mungkin ada banyak doa yang tak bisa tertulis semua di sini, harapan dan cita cita, yang menjadi doa ketika sujud dalam sholat. Semoga Allah subhanahu wata'ala  mengabulkan doa saya dan kita semua. Aamiin.

Ayahnya aufar