Jumat, 20 Januari 2017

Memasuki Usia ke Empat Pernikahan Kami; Alhamdulillah

Alhamdulillah, di hari ini pernikahan kami memasuki usia yang ke 4. Alhamdulillah banyak karunia, anugerah yang kami terima, dan juga karunia ini makin bertambah dengan kehadiran putra pertama kami di usia pernikahan kami yang baru memasuki 4 tahun ini.

Ibarat anak anak, usia pernikahan kami ini adalah dimana kami harus banyak belajar banyak hal. Seperti layaknya bayi, belajar dari merangkak, memulai berdiri, kemudian berjalan hingga bisa berlari. Seperti itulah pernikahan kami di usianya yang ke empat ini.

Belajar bagaimana memahami karakter kami yang memang berbeda. Belajar bagaimana mengatasi masalah yang kami hadapi, mulai dari masalah yang sepele, sedang hingga masalah berat menurut kami. Pernikahan menuntut kita untuk terus belajar. Karena memang, mata pelajaran Pernikahan tidak diajarkan disekolah sekolah kita. Pun demikian, tidak ada ujian sertifikasi pernikahan seperti layaknya sebuah profesi.

Mata pelajaran Pernikahan di ajarkan langsung dalam pernikahan yang kita jalani. 1 x 24 jam sehari. 7 hari dalam seminggu. Kita dituntut untuk dapat belajar bagaimana membawa pernikahan ini, sebagaimana nahkoda membawa kapal laut mengarungi samudera yang luas, yang harus siap menghadapi ganasnya badai di tengah lautan. Itulah pernikahan.

Sejujurnya, saya pribadi saat ini sedang giat giatnya membaca artikel artikel tentang parenting . Baik itu saya baca lewat artikel di internet maupun di grup facebook. Salah satu bacaan favorite saya adalah artikel yang ada di grup facebook Parenting with Elly Risman and Family. Saya baca kemudian saya diskusikan bersama istri. Dan memang terkadang, dari hasil diskusi tersebut, ilmu parenting yang saya dapatkan tidak bisa diterapkan 100 persen begitu saja kepada anak kami.

Ada beberapa hal yang memang, dalam kondisi real di lapangan, hal yang disebutkan dalam teori parenting tersebut tidak bisa diterapkan kepada anak kami. Itulah seni nya parenting menurut saya.

Menjadi orang tua adalah bagian dari proses indahnya berumah tangga. Dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak biasa menjadi biasa. Dari yang dulunya cuma melihat dan mendengar, sekarang merasakan sendiri. Dari katanya katanya, sekarang mengalami sendiri. Itulah rumah tangga.

Semoga, seiring berjalannya waktu. Kami bisa terus belajar, bagaimana menjadi orang tua yang baik bagi anak anak kami, bagaimana menjadi suami dan istri yang baik. Bagaimana menjadi anak atau menantu yang baik bagi mertua kami. Bagaimana menjadi saudara yang baik bagi saudara kandung serta ipar ipar kami dan bagaimana menjadi tetangga yang baik bagi tetangga tetangga kami.

Dan senantiasa berdoa serta berusaha untuk membentuk rumah tangga yang dipenuhi dengan berbagai keberkahan. Aamiin.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang” (QS. Ar Rum: 21).

20 Januari 2017

Senin, 09 Januari 2017

Makna Dasar Kepemimpinan: Kembali ke Masyarakat

Berapa banyak yang membesar di kampus, tapi mengecil di masyarakat. Menjadi jagoan di kampus, menjadi sandera di masyarakat. Kampus itu tempat berlatih, masyarakat medan tempurnya. Jangan terbalik. Anda aktivis BEM? BPM? UKM? Pecinta Alam? Tanyakan pada dirimu: Jadi apa di masyarakat?

Ukuran kontribusi tidak selalu dimulai dari hal-hal besar. Tapi bisa jadi hal sederhana dan mendasar. Anda aktif di ROHIS? Senior di lembaga da'wah kampus? Tanyakanlah : Seberapa kenal dengan para jama'ah di mushola/masjid RT/RW?

Anda sekretaris BEM/BPM, Aktivis organisasi atau jagoan bikin event di kampus. Coba ingat-ingat : Pernahkah membuat proposal untuk acara RT/RW?

Punya follower di twitter? Yes. Bagaimana follower di masyarakat? , Banyak kenalan di kampus? Yes. Bagaimana dengan para tetangga ?

Jadi karyawan di perusahaan besar ? Jadi manager ? Senior manager ? Kalau di masyarakat jadi apa?

Bagus saat memimpin rapat? Baik saat berargumen? Jago presentasi? Yes. Tapi apa pernah memimpin rapat RT/RW.

Mari berjanji untuk lebih mengenal para tetangga. Lebih aktif di masyarakat. Lebih akrab. Lebih dekat dengan orang-orang di sekitar kita.

Berjanjilah, jika kau adalah aktivis mahasiswa/karyawan perusahaan besar. Yang hanya pulang sebulan sekali atau pulang selalu larut malam. Jadikanlah keberadaanmu di rumah adalah cahaya bagi masyarakat. Sesampainya kau di rumah, keluarlah. Berbaurlah. Kunjungi keramaian. Tegur sapalah. Bertanyalah. Bergabunglah. Turut serta.

Kehadiran kita yang sesaat bisa jadi berharga bagi tetangga dan masyarakat. Kesertaanmu yang sebentar bisa jadi penuh makna bagi mereka.

Orang-orang besar, dimanapun tetap berperan besar. Orang-orang kecil, berperan hanya sewaktu-waktu. Orang luar biasa, turut serta, mengambil peran dan berkontribusi dalam situasi dan kondisi luar biasa.

Pengangguran yang sibuk dan peduli dengan tetangga lebih baik daripada trainer, motivator, penulis, jagoan twitter yg sibuk dengan diri sendiri.
Jangan salah, aktivis karang taruna lebih disayangi tetangga dibanding aktivis kampus.

Lulusan SD yang aktif di kegiatan masyarakatnya, lebih berarti dari lulusan sarjana yang hanya sibuk ikutan kompetisi karya tulis.

Mari, masih tersisa banyak waktu untuk KEMBALI PULANG ke masyarakat, ke rumah mu yang sesungguhnya. Saat kau melakukan itu, saat itu kita memahami makna dasar kepemimpinan. Semua bermula dari sini, dari titik terkecil.

Dr. Ikhw@n, M.Si, Ch,Cht,C.T

copas dari grup whatsapp Tazkia 2006 tanggal 9 Januari 2017.

Sabtu, 07 Januari 2017

Thanks Nabil Saloon

Sudah lebih dari 2 tahun saya tinggal di Jeddah, Arab saudi. Semenjak itu pula minimal satu bulan sekali saya rajin mencukur rambut di tempat potong rambut yang paling dekat dengan rumah.

Lokasi nya kurang lebih 500 meter dari rumah. Tempat potong rambut langganan saya ini hampir sama dengan kebanyakan tempat potong rambut seantero Jeddah. Ada tempat duduk untuk pelanggan yang menunggu giliran potong rambut. Ada koran berbahasa banggali, hingga majalah bertulis Arab berserakan diatas meja.

Di sudut sebelah kanan tertata rapi alat alat untuk potong ranbut plus juga alat spa sederhana untuk wajah. Dan juga alat alat lainnya yang memang begitu banyak tertata di sana.

Ada sekitar 3 orang petugas yang melayani di tempat potong rambut langganan saya ini. Kesemuanya berasal dari tanah India, entah dari Bangladesh, India, Pakistan, saya kurang begitu tau, karena memang secara bahasa, saya pribadi ga terlalu hapal mana bahasa India, Bangladesh atau Pakistan, hampir sama semua di telinga saya.

Semenjak dua tahun itu pula, saya selalu menggunakan jasa potong rambut di tempat ini, untuk tarif nya sendiri sebesar 15 real untuk setiap kali potong rambut. Saya ga terpikir untuk mencoba di tempat lain, karena setau saya, ada juga tempat cukur lain, cuma harganya memang dua kali lipat dari tempat langganan saya ini. Bedanya, petugasnya berasal dari Turki, bukan India, Bangladesh atau Pakistan.

Hanya memang, selama dua tahunitu pula, sebetulnya saya kurang begitu puas dengan hasil potong rambut nya itu. Terkesan ga terlalu rapi dan tergesa gesa. Alhasil, rambut saya kurang begitu tertata rapi, tapi apa boleh buat, ya sudah di terima sajalah.

Malam ini, saya berencana untuk potong rambut di tempat langganan saya ini. Saya berjalan menyusuri kompleks, meneyebrang jalan, dan tibalah di tempat potong rambut. Ternyata, tempat potong rambutnya tutup untuk sementara waktu, terlihat sepertinya memang sedang ada renovasi bangunan.

Tanpa berpikir lama, saya akhirnya melanjutkan perjalanan, menyusuri pertokoan yang begitu panjang. Kalau saya tak keliru, ada satu lagi tempat potong rambut yang dekat, mungkin berjarak 10 toko dari tempat potong rambut langganan saya ini.

Dari kejauhan terdapat tulisan Nabil Saloon, aha rupanya ini dia tempat potong rambutnya. Saya masuk dan ternyata ada 3 petugas yang sedang sibuk memotong rambut, dan ada 2 orang yang sedang menunggu.

Saya duduk sambil melihat sekeliling. Terlihat bapak yang di sebelah kanan saya sedang asyik membaca koran, dan bapak yang di sebelah kiri saya sedang serius melihat berita di televisi al arabiya channel. Di televisi nampaknya ada peristiwa penting yang terjadi di bandara. Belakangan saya tau bahwa tenyata ada insiden penembakan di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood di Florida, Amerika Serikat.

Setelah menunggu hampir 20 menit, tibalah giliran saya untuk potong rambut. Dan kurang lebih 25 menit kemudian selesai sudah potong rambutnya. Hmmmm dan hasilnya adalah luar biasa. Saya pribadi sangat puas dengan hasilnya. Saya lihat di cermin, potongannya begitu rapi.

Jujur, baru kali ini saya merasa exited banget untuk hasil kerjaan bapak petugas potong rambut di tempat yang baru ini. Mungkin Insya Allah di lain waktu, sepertinya saya akan potong rambut terus di tempat ini. Thanks Nabil Saloon.

Note: hikmah dari tulisan ini adalah,, jangan pernah takut untuk mencoba hal baru, suasana baru, dan hal hal baru lainnya. Karena bisa saja, hal baru yang kita lakukan tersebut sebetulnya jauh lebih baik dari yang biasa kita lakukan.

Jangan pernah takut mencoba hal baru, itu.

7 Januari 2017, Jeddah dini hari.

#catatanrizal
#kehidupandijeddah

Jumat, 06 Januari 2017

Kalah beradu Argumentasi, Ini yang Mereka Lakukan


Pemirsa, jumpa lagi bersama saya Rizal Setiawan dalam blog super ciamikkk ini. Dalam tulisan kali ini, saya akan mencoba untuk membahas mengenai suka duka dalam beradu argumentasi di dunia perfacebookan.

Tentu adu argumentasi yang saya maksudkan di sini akan saya persempit bahasannya  yaitu seputar adu argumentasi saya dengan orang orang yang sangat pro terhadap kebijakan bapak presiden kita beserta jajarannya itu.

Saya pribadi sebetulnya angat mendukung penuh kebijakan pemerintahan saat ini, bilamana kebijakan tersebut membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Saya pribadi tidak 100 persen sepenuhnya menolak setiap kebijakan yang beliau keluarkan.

Akan tetapi, saya akan menolak, sekali lagi, menolak dengan keras segala bentuk kebijakan yang disinyalir akan membawa keburukan bagi bangsa dan negara tercinta ini.

Baik, kembali ke fokus tulisan kita kali ini. Ada kalanya saya pribadi sering menulis komentar komentar, baik itu komentar dipostingan teman facebook, ataupun komentar di postingan berita online yang hilir mudik di time line facebook saya.

Adakalanya, komentar saya ini di balas dengan dukungan sesama teman fb, namun adakalanya komentar saya ini di harus mendapat bully an habis habisan oleh pihak pihak yang memang merasa terganggu dengan komentar saya.

Nah, pada tulisan saya kali ini saya khusus akan membahas mengenai apa saja duka nya ketika saya mendapat teman adu argumentasi di dunia perfacebookan ini.

Karena judulnya adalah adu argumentasi, maka saya pribadi selalu berusaha untuk membawa fakta data yang ada dilapangan, tetapi ternyata data yang saya kemukakan di komentar saya tersebut di balas dengan komentar yang kadang kala tidak nyambung dengan pokok bahasan, yang pada akhirnya, ketika lawan adu argumentasi saya tersebut kalah dan tak berkutik lagi, maka mereka akan mengeluarkan jurus jurus pamungkasnya yang lain, apa sajakah itu? yuk simak liputan berikut ini, hehe

Pertama, ketika si nganu ini merasa kalah argumentasi atau kalah dalam berdebat, maka jurus pertama yang mereka akan keluarkan adalah, meminta kita untuk segera pindah negara, karena menurut mereka kita tidak layak tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena kerap melontarkan kritik kepada pemerintahan ini.

Nah, pertanyaannya, emang ini negara yang punya nenek moyang lu lu pade? seenaknya banget nyuruh pindah negara, mending klo dia ngasih tiket pesawatnya, ngasih biaya apartemennya untuk tempat tinggal, ngurusin visa nya, ngasih biaya kesehatannya, setidaknya buat bekal saya di negara yang baru, hadeuh wong dianya sendiri juga hidup susah di bawah rezim ini. lagaknya nyuruh pindah negara, apalagi itu kalo bukan belagu, ya ngga?

Kedua, ni yang berikutnya, level agak naik dikit. Kalau kemarin kemarin pas kalah debat, biasanya nyuruh pindah negara. Sekarang lain lagi deritanya, eh salah,, ceritanya. Nah sekarang giliran kalah debat, mereka demen banget yang namanya pindahin topik pembicaraan. Misal kita lagi ngebahas harga cabai naik, eh dia malahan bahas beritanya habib rizieq, kan kagak nyambung itu mah coy,, ah tapi sudahlah, mungkin mereka sudah lelah kali ya.

Pernah juga, saya ngomongin masalah berita hoax yang mengatakan bahwa jokowi menjadi pemimpin terbaik asia versi bloomberg, eh malahan dia kagak mau ngebahas itu, malah lari ke topik lain, apa yang dia bahas? mas rizal kenapa itu DP nya bendera Turki kenapa ngga bendera Merah Putih, ya elaaah, koq jadi pindah topik aja ni. Pertanyaan saya masih belum di jawab, udah main pindah topik aja. Anda mengalaminya juga? hanya ada satu kata buat anda, sabar.

Ketiga, nah ini level nya agak naik dikit, mungkin ilmu nya udah agak mahir dalam berdebat.

Biasanya, ketika kalah dalam berdebat, mereka akan menyerang karakter kita. Serangan tersebut bisa dala artian mengomentari bentuk fisik tubuh kita, membully asal daerah kita, menyudutkan almamater kampus kita, sekolah kita atau tempat kerja kita. Nah ada juga kawan saya yang diserang dengan lebih brutal lagi, meng edit foto kawan saya iyi lalu kemudian di kirim ke kekuarganya via akun saudaranya, di embel embeli dengan sesuatu yang tidak pada tempatnya, pembunuhan karakter, bahasa mudahnya; memfitnah kita.

Atau, hal lain yang di lakukan adalah membuka aib aib kita di kolom komentar, dengan harapan orang lain akan menilai buruk diri kita. Atau mungkin bisa jadi, karena ga ada bahan yang perlu didikusikan, maka jurus terakhir yang dilakukan adalah dengan membuka aib yang ada pada diri kita. Itu.

Ke empat dan ini adalah jurus pamungkas untuk mereka pendukung si nganu apabila mereka kalah telak beradu argumentasi dengan kita, yaitu dengan memblokir akun facebook kita.

Blokir menurut mereka adalah solusi, supaya mereka tidak lagi di ganggu ataupun terjebak dengan perdebatan dengan kita dikemudian hari, karena ya itu tadi, ujung ujungnya mereka akan malu sendiri dengan sikap dan cinta buta mereka terhadap si nganu. Gimana tidak, fakta yang kita berikan sebetulnya tidak akan pernah bisa mereka bantah. Kalaupun di bantah yaitu tadi, mereka akan memainkan perdebatan dengan menggunakan jurus jurus atau tindakan yang telah saya jelaskan pada poin pertama sampai ketiga, ya polanya memang seperti itu itu aja hehe

Nah empat hal yang saya kemukakan diatas adalah ciri atau kebiasaan bagi mereka mereka yang sangat cinta mati terhadap si nganu, padahal sebetulnya mereka tak perlu melakukan hal hal yang demikian tersebut.

Seyogyanya, kritik terhadap pemerintah merupakan hal yang wajar. Tidak menyalahi konstitusi negara kita. Kritik bukanlah kegiatan makar kepada negara. Kritik bukanlah kejahatan layaknya terorisme. Kritik justru diperlukan demi terciptanya keseimbangan control and balance pada pemerintahan kita.

Sikap sikap diluar kewajaran para pendukung setia si nganu, justru telah mencederai kebebasan berpendapat yang dijamin UUD. Seyogyanya, semua pihak harus belajar berdemokrasi yang sesungguhnya, demokrasi yang menghargai pendapat. Bukan sebuah sikap cinta buta yang akan membawa kepada fanatisme sempit, yang akan merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Saya, Rizal Setiawan, dan juga pastinya para pembaca semua, kita semua sangat menyayangi pemimpin kita, karena rasa sayang inilah, kita tidak mau beliau menjadi pemimpin munafik, menjadi pemimpin yang dimurkai Allah SWT,  tetapi kita ingin, pemimpin kita menjadi pemimpin yang seirama antara kata dan perbuatan, menjadi pemimpin yang sangat takut terhadap Rabb nya, menjadi pemimpin yang di cintai rakyatnya, serta pemimpin yang membawa indonesia menjadi negeri yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofuuur. aamiin.

6 Januari 2017, Jeddah menjelang tengah malam..

#catatanrizal

Minggu, 01 Januari 2017

Senandung Rindu Untuk Wanitaku

senandung rindu untuk wanitaku

duhai wanitaku
tak terasa waktu telah berlalu
januari kini telah dihadapanku
seolah pengingat akan dirimu

duhai wanitaku
seperti inikah kerinduan untukmu
menggebu di kalbu
ingin rasanya februari segera berlalu

duhai cintaku
semoga ini bukan fatamorgana semu
yang kan hilang di telan waktu
semoga kita segera bertemu

duhai cintaku
aku tetap seperti yang dulu
walau kita pernah terpisah jauh
aku tetaplah aku yang dulu

yang kan selalu sayang padamu..
mungkin, ini adalah senandung rinduku
yang semoga sampai padamu
duhai wanitaku.. aku rindu

Suamimu,

Rizal Setiawan

1 Januari 2017