Selasa, 22 November 2016

Aksi Rush Money: Bergeraklah Cepat Pak Tito untuk Penjarakan BTP

Dalam beberapa hari ini, di lini masa facebook saya beredar himbauan dan ajakan untuk melakukan rush money atau penarikan uang di bank pada saat yang bersamaan pada tanggal 25 November 2016 nanti.

Rush money ini sebagai bentuk aksi solidaritas ummat Islam untuk menekan pemerintah dan pihak kepolisian untuk segera memproses dan memenjarakan saudara BTP tersangka penistaan agama.

Saya pribadi tidak dalam kapasitas untuk melarang atau pun memprovokasi ummat untuk menarik dana nya secara besar besaran dalam waktu yang bersamaan pada tanggal 25 ini.

Toh secara hukum, hal tersebut adalah hak dari nasabah untuk mengambil sebagian atau seluruh dana yang ada didalam tabungan maupun deposito perbankannya.

Jadi hal yang sah sah saja bukan, bila kita sebagai nasabah mengambil sebagian atau seluruh dana yang kita simpan di perbankan.

Hanya saja sebagai catatan, ketika ummat Islam seluruh Indonesia menarik dananya di perbankan, maka hampir dapat dipastikan, perbankan konvensional akan mengalami turbulensi yang signifikan. Hal ini akan berdampak terhadap perbankan yang akan mengalami kekurangan pasokan uang cash, yang pada akhirnya akan menyebabkan gejolak ekonomi.

Dari beberapa sumber, diprediksi aksi Rush Money 25 November dapat menguras cadangan uang di bank sebesar Rp 100 triliun. 100 triliun bukan nominal yang sedikit bukan?

Untuk mencapai target tersebut, para pengusaha muslim diminta menarik uangnya di bank dalam jumlah besar. Sedangkan masyarakat menengah ke bawah dianjurkan menarik uangnya di bank Rp 2 juta per orang (lihat: http://m.eramuslim dot com/berita/nasional/dampak-bila-demo-25-nov-dan-aksi-rush-money.htm)

Memang Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam system sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik ( lihat: diahanandagibran.wordpress dot com/2015/03/21/tugas-dan-fungsi-bank-indonesia-dalam-perbankan-indonesia-peran/)

Akan tetapi, pertanyaannya adalah, sanggupkah Bank Indonesia dalam waktu satu pekan ke depan memberikan minimal 100 trilium rupiah dana talangan kepada bank bank yang akan mengalami gagal bayar akibat dananya di tarik habis oleh nasabah?

Pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana pemerintah dalam hal ini bapak presiden jokowi, merespon dan menindaklanjuti adanya aksi rush money 2511 ini.

Sebetulnya yang diperlukan saat ini bukanlah acara politik meja makan yang akhir akhir ini dilakukan pak presiden, pagi hari sarapan bersama surya paloh, siangnya makan siang bersama pak prabowo, malamnya makan malam dengan ketua umum partai lainnya. Menurut saya bukan demikian komunikasi politik yang dijalankan pak presiden.

Selagi masih ada waktu beberapa hari ke depan, saya menyarankan pak presiden jokowi untuk membangun komunikasi langsung dengan ulama ulama yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI, dengarlah aspirasinya, mintalah nasihatnya, mintalah doanya para ulama, semoga dengan doa dari para ulama tersebut, langkah bapak semakin ringan, beban nasib sebagai petugas partai akan menjadi berkurang.

Saya satu orang yang meyakini, apabila bapak presiden dan kapolri kompak mengambil keputusan yang adil, dengan memenjarakan saudara BTP, maka aksi rush money serta Aksi Damai Bela Islam III tidak akan ada. Kehidupan dan harmoni kita akan kembali normal dan seperti biasa.

Untuk pak Kapolri, Jendral Pol Titi Karnavian, saya pribadi entah kenapa sampai detik ini melihat beliau masih terlihat tarik ulur untuk memgambil keputusan memenjarakan saudara BTP, seolah ada kekuatan invisible hand yang begitu besar yang melindungi BTP.

Semoga, harapan saya, dalam beberapa jam kedepan, saudara BTP dapat segera dipenjara dan biarkan beliau fokus menghadapi proses hukum yang menantinya, tanpa harus disibukkan dengan kegiatan kampanye.

Kalau tidak, saya meyakini, ummat Islam di tanah air, akan sangat kompak, jangankan diminta untuk mengambil dananya yang ada di perbankan, berangkat ke Jakarta dari daerah yang jauh dengan uang pribadinya saja sangat siap sedia, apalagi ini, cuma datang ke kantor layanan bank atau mesin ATM dan kuras habis dana yang ada.

Jadi.. cepatlah bergerak Jendral Polisi Tito untuk memenjarakan saudara BTP sebelum semua menjadi terlambat..

Catatan Rizal, Penting dan Perlu

#catatanrizal
#selamatkanindonesiakita
#AksiDamai3 #AksiPembelaQuran #BelaQuran
#AksiBelaIslam411 #Aksi411 #AksiDamai #AksiDamaiBelaIslam #AksiDamai411 #BelaMUI #BelaIslam #TaatUlama #FPI #GNPF #MUI
#jokowi #ahok #TangkapAhok #PenistaQuran #adiliahok #penjarakanAhok #jakarta #Indonesia

Senin, 14 November 2016

Menulis itu Ga Perlu Tapi Penting

Menulis adalah sebuah kegiatan mengasyikan, menulis merupakan sarana menuangkan pikiran serta gagasan yang ada dalam pikiran ke dalam sebuah goresan tulisan. Setidaknya, itulah definisi menulis menurut saya.

Melalui tulisan, kita bisa menyampaikan gagasan yang sulit apabila dikatakan secara langsung. melalui tulisan pula, kita bisa menjelajah dan menuangkan fantasi alam pikiran kita ke dalam bentuk tulisan, sehingga pembaca dapat mengetahui dan merasakan apa yang kita rasa.

Bagi penulis pemula seperti saya, kendala yang dihadapi oleh ialah, kesulitan dalam mencari ide atau gagasan, terkadang, berhari hari tak ada ide yang muncul dalam pikiran sehingga kegiatan menulis pun pada akhirnya akan terhenti.

Solusi untuk permasalahan diatas ialah dengan, memaksakan diri untuk tetap menulis. Menulislah meskipun tak ada gagasan. Tulislah apapun yang ada dalam pikiran kita. Paksakan untuk tetap menulis, minimal 3 atau 4 paragraf, setelah itu simpan tulisan tersebut, hingga di saat santai, kita bisa lanjutkan tulisan kita itu sampai dengan selesai.

Menulislah sesuai dengan tema yang sangat di suka, seperti tema politik, ekonomi, sosial, budaya atau bahkan menulis tentang sesuatu yang berhubungan dengan traveling, bebas sesuka anda. Dengan begitu, anda akan nyaman menulis sesuatu yang anda suka dan ketahui.

Kendala lainnya adalah rasa malas dalam menulis, maka solusinya ialah memaksakan diri untuk menulis dengan cara mempunyai target mingguan, misal satu minggu harus memiliki minimal 1 tulisan. Dengan target seperti itu, hampir dapat dipastikan, dalam satu bulan kita mempunyai 4 tulisan. Untuk tahap awal jangan melihat dari segi kualitas, akan tetapi lihat dari kuantitas atau jumlah tulisan yang selesai di buat.

Dengan demikian, diharapkan, seiring waktu, kita akan memiliki tulisan yang enak di baca, mengalir dan gagasan yang kita tulis akan tersalurkan kepada pembaca dengan baik dan mudah dimengerti.

Itu saja mungkin yang dapat saya sampaikan dalam artikel kali ini, semoga menjadi pengingat untuk saya pribadi maupun pembaca pada umumnya. Dan semoga kita semua semakin rajin menulis, tentunya menulis diniatkan untuk kebaikan diri dan orang lain.

Dan pembaca, percaya atau tidak, tulisan yang anda baca ini adalah tulisan dari hasil menerapkan tips menulis seperti yang di tulis diatas. Sudah tiga hari ini saya tak ada gagasan serta apa yang ingin di tulis, tapi pada akhirnya, saya bisa juga menulis sebuah artikel yang pada awalnya tidak saya kira bisa selesai dengan 9 paragraf ini.

so, menulislah mulai dari sekarang..

Catatan Rizal, Ga Perlu tapi Penting

Senin, 07 November 2016

Salam Dua Minggu untuk Ahok

Akan ada banyak misteri yang akan terjadi dalam waktu 2 pekan ke depan. Rezim ini tentu tidak akan tinggal diam, berusaha memutarbalikkan fakta yang ada. Media arus utama juga sudah mulai membentuk opini opini liar untuk menutupi dan atau membuat seolah-olah sang penista agama Ahok tidak bersalah. Kepolisian pun demikian, membuat seolah-olah penggunaan kata "pakai" dalam transkrip akan sangat berpengaruh terhadap status hukum Ahok, bebas atau terbukti menistakan Al Quran.

Dua minggu adalah waktu yang singkat, kita serahkan semuanya kepada pihak kepolisian untuk memproses hukum saudara Ahok dengan seadil-adilnya. Kita semua insya Allah akan menjadi saksi, bagaimana sebetulnya hukum di Indonesia ini berjalan. Apakah tumpul ke atas dan tajam ke bawah? seperti yang selama ini kita temui di tengah tengah masyarakat kita.

Untuk bapak Presiden Jokowi, waktu dua minggu adalah waktu yang singkat, silahkan manfaatkan waktu yang sempit ini untuk berkoordinasi dengan aktor politik yang senantiasa berada dibelakang bapak selama ini, silahkan meminta bisikan bisikan dari pembisik yang ada di sekitar bapak selama ini. Mintalah pendapat mereka, karena merekalah yang dahulu menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk bisa memenangkan bapak menjadi presiden di republik ini.

Untuk media arus utama yang selama ini rajin melakukan tekhnik propaganda dan pembentukan opini untuk memberi kesan seolah olah saudara ahok tidak bersalah, silahkan teruskan dan manfaatkan waktu dua minggu ini dengan sebaik baiknya, buatlah propaganda dan opini sebagus bagusnya, tapi yakinlah semua itu tiada artinya untuk kami. Fokus kami hanyalah satu; tangkap dan hukum Ahok sang penista Al Quran.

Untuk teman dan pendukung setia Ahok, silahkan jadilah buzzer yang baik, silahkan buat komentar dan postingan yang menyudutkan kami, menyudutkan perjuangan kami, saya tahu terakhir kalian membuat tagar #gagalkudeta jadi trending topik Indonesia, silahkan, silahkan kalian buat kembali tagar tagar lain yang menyudutkan kami, tapi yakinlah semua itu tiada artinya bagi kami.

Untuk ummat Islam yang mendukung Ahok, silahkan kalian dukung dan tampilkan argumentasi mengapa kalian mendukung Ahok, toh pada akhirnya nanti, kita semua akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak secara sendiri sendiri bukan? Mungkin kita seagama, tapi mungkin kita berbeda frekuensi keimanan. Dan biarkan kami tahu, mana yang benar benar beriman diantara kami dan mana yang munafik diantara kami.

Untuk ummat Islam diseluruh nusantara, tetaplah fokus terhadap skandal kasus penistaan Al Quran oleh saudara Ahok ini, apapun isu yang akan dimunculkan dalam waktu dua minggu ke depan, jangan sampai memecah belah fokus kita terhadap skandal ini. Insya Allah, waktu dua minggu adalah waktu yang singkat, sambil menunggu, baiknya kita rapatkan barisan, koordinasikan segenap kemampuan kita, untuk menghadapi berbagai kemungkinan selama dua minggu ke depan ini.

Salah satu yang mungkin terjadi, adalah ketika Ahok dinyatakan bebas, maka Seruan Jihad Akbar yang merupakan pilihan terakhir setelah ikhtiar yang kita lakukan ini, harus kita sambut dengan penuh keimanan. Laa Ilaha illallah Muhammad rosulullah..

Terakhir, untuk saudara Ahok, manfaatkan waktu dua minggu ini dengan sebaik mungkin, silahkan berkampanye seperti biasa, dan saran saya adalah pilihlah perkampungan yang siap menerima blusukan saudara, dan (mungkin) persiapkan angkutan kota yang mungkin akan (kembali) jadi pilihan yang tepat disaat blusukan anda di demo warga sekitar. Sekali lagi; Salam Dua Minggu untuk Ahok.

Sabtu, 05 November 2016

Jokowi dan Ahok; Musibah Besar Bangsa Indonesia

Sesungguhnya terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden ke 7 Indonesia pada 2014 lalu merupakan sebuah musibah besar bagi bangsa ini. Rasa rasanya terlalu banyak kalau saya sebutkan satu persatu dalam tulisan saya ini.

Mulai dari kedekatan rezim Jokowi dengan negara komunis Cina, hingga kasus yang terakhir, Jokowi begitu mati matian membela sang penista Al Quran; Ahok.

Jokowi dengan terang terangan membela ahok dengan tutup mulut, diam. Diamnya Jokowi dapat diartikan pembelaannya dia terhadap Ahok yang sudah jelas menistakan Al Quran. Diamnya Jokowi bisa diartikan adanya kekuatan diatas kekuatan Jokowi yang seolah hendak ingin Ahok tak tersentuh oleh hukum.

Semenjak Jokowi berkuasa, sudah banyak kerusakan yang rezim ini rusak dan jarah, mulai dari digadaikannya aset aset perusahaan milik negara ke tangan Cina, maraknya tenaga kerja ilegal asal Cina dengan seenaknya memasuki wilayah kedaulatan Indonesia. Belum lagi dalam hal ekonomi, utang Indonesia di rezim ini sudah mencapai total lebih dari 4.247 triliun rupiah (per Juli 2016, sumber BI), padahal jokowi baru menjabat dua tahun, bagaimana kalau genap 5 tahun?

Dalam perpolitikan, jangan kira, Jokowi yang berwajah ndeso ini tak lihai berpolitik. Ia juga rupanya sudah berhasil memecah belah partai partai besar di Indonesia. Golkar dan PPP adalah korbannya. Sepertinya Jokowi memang lihai dan piawai dalam bermain strategi politiknya, hal ini dapat kita lihat dalam kasus dualisme kepengurusan PPP. Jokowi memanfaatkan perpecahan partai kabah tersebut untuk kepentingan politik Ahok, maju sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Musibah yang lain yang dirasakan oleh bangsa Indonesia ialah, kualitas  kepemimpinan Jokowi. Joko Widodo terkenal dengan keinkonsistenannya dalam berbicara. Pagi bicara A sore bicara B. Sore bicara C malam bicara D. Padahal, pemimpin seyognyanya menjadi teladan baik dalam bersikap, berkata dan berjanji. Konsistensi itu kata kuncinya.

Kembali kepada musibah yang diakibatkan oleh ulah Jokowi ini adalah, disaat aksi damai 4 november 2016 ini, ketika jutaan rakyat Indonesia berkumpul untuk menyuarakan aspirasi menuntut penyelesaian skandal penistaan oleh Ahok, Jokowi tidak mau menerima perwakilan demonstran. Malah, Jokowi meninggalkan rakyat, menuju ke Tangerang, meninjau proyek kereta api bandara.

Cara cara Joko Widodo ini jelas sudah terang benderang, melecehkan para ulama, melecehkan peserta aksi, melecehkan rakyat Indonesia dan ummat Islam. Sepertinya proyek kereta api Bandara jauh lebih penting menurut jokowi dibanding dengan jutaan rakyat yang ingin bertemu dan menyampaikan aspirasi untuk menuntut keadilan ditegakkan terhadap penista Al Quran, Ahok.

Saya tidak habis berpikir bagaimana sebetulnya cara berpikir Jokowi dalam menghadapi konflik yang terjadi. Hingga sya sampai pada satu kesimpulan, bahwa Jokowi tidak pandai dalam hal manajemen konflik yang seharusnya dimiliki secara naluriah oleh seorang pemimpin.

Kesimpulan ini didapat, dari keengganan Jokowi menerima perwakilan peserta aksi, padahal, kalau Jokowi mau, sebetulnya beliau dapat memanfaatkan momen sholat Jumat berjamaah di masjid Istiqlal untuk berkomunikasi dengan peserta aksi.

Beliau dapat dengan mudah berkomunikasi dengan ummat Islam. Sholat Jumat bersama sama serta berorasi yang isinya janji untuk mengintruksikan jajaran kepolisian memproses hukum penistaan agama oleh Ahok. Sesederhana itu sebetulnya.

Kini, kami semua semakin yakin. Diposisi mana Jokowi berada saat ini. Membela si penista Al Quran atau membela kami ummat Islam. Keyakinan itulah yang membawa kami untuk senantiasa terus mengawal kasus penistaan agama oleh Ahok ini. Sampai kapanpun.

Semoga, waktu dua pekan yang dijanjikan oleh Jokowi dan Jusuf Kalla kepada kami ummat Islam, dapat dipergunakan dengan sebaik baiknya oleh pihak kepilisian untuk menangkap dan menetapkan ahok sebagai tersangka penistaan agama.

kepada rezim yang berkuasa, mohon untuk tidak mengintervensi proses hukum pihak kepolisian, biarkan polri bekerja seprofesional mungkin. Sehingga, ahok sang penista agama dapat dengan tenang menghadapi proses hukum yang akan ia jalani sebagai konsekwensi hukum atas apa yang telah ia perbuat.

kepada ummat Islam dimanapun berada, teruslah berdoa, semoga Allah subhanahu wata'la, membuka mata hati dan pikiran para pemimpin kita, semoga para pemimpin yang saat ini berkuasa, menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana, takut kepada Rabb nya, dan bukan malah menjadi pembuka jalan musibah bagi bangsa.

Allahu Akbar..!

Jumat, 04 November 2016

Aksi Bela Islam 4 November 2016

4 November 2016

Hari ini, Jumat 4 November 2016 akan menjadi saksi sejarah, tentang bagaimana ummat Islam di Nusantara tercinta bersatu dan berkumpul di tempat yang sama untuk menuntut di tegakkannya keadilan oleh pihak penegak hukum untuk segera memproses penistaan Al Quran dan atau penghinaan terhadap ulama yang dilakukan oleh saudara Ahok.

Aksi ini adalah aksi kedua yang dilakukan, tiga pekan sebelumnya sudah dilakukan aksi yang sama, hanya saja pemerintahan dan pihak kepolisian nampaknya masih juga belum bisa bergerak cepat dan tanggap terhadap kasus penistaan agama oleh Ahok ini, padahal di tempat lain, ketika ada kasus yang sama, pihak kepolisian begitu sigap memproses hukum dugaan penistaan agama.

Untuk kasus Ahok, kenapa kepolisian terlihat begitu lamban? Adakah tangan  kekuasaan yang begitu kuat melindungi Ahok hingga kepolisian begitu lamban dalam proses penyelidikan kasus Ahok ini. Atas ketidakpuasan inilah, ummat Islam seluruh Indonesia menggelar aksi bela al Quran yang kedua, untuk mendesak pihak istana untuk tidak mengintervensi proses hukum di kepolisian, serta mendesak kepolisian segera mengusut tuntas kasuk skandal Ahok ini dengan secepatnya.

Saya yakin, haqqul yakin, kalau saja Ahok tidak mengucapkan kata kata yang mengandung penistaan terhadap Al Quran, aksi ini tidak akan pernah terjadi. Tak akan ada asap kalau tak ada api. Dan kalau saja, presiden Jokowi jauh jauh hari, pro aktif dan tidak terkesan melindungi Ahok, maka proses hukum di kepolisan juga akan dapat dilakukan dengan cepat.

Kini, nasi telah menjadi bubur. Waktu tiga pekan yang diberikan oleh ummat Islam kepada pemerintahan rezim Jokowi telah berakhir di hari ini. Waktu tiga pekan yang diberikan kepada pihak kepolisian untuk memproses Ahok, ternyata tidak dimanfaatkan oleh pihak kepolisian dengan sebaik baiknya.

Hari ini, Jumat 4 November 2016, ummat Islam Indonesia melakukan aksi bela Islam ke 2, dengan tuntutan yang sama; tangkap dan penjarakan Ahok si penista Al Quran. Diprediksi jumlah peserta aksi bisa mencapai 300 ribu orang bahkan lebih, sebuah aksi besar yang melebihi aksi aksi lain seperti aksi hari buruh dan lain sebagainya.

Jangan sampai, karena adanya intervensi rezim Jokowi untuk melindungi Ahok, dapat berakibat beralihnya tuntutan ummat Islam menjadi tuntutan dilakukannya sidang istimewa MPR DPR untuk mengganti rezim ini.

Untuk saudaraku yang hari ini melakukan aksi, semoga Allah menolong anda semua dalam perjuangan ini. Semoga Allah kuatkan kaki kaki kalian dalam melangkah mendobrak ketidakadilan yang ada di depan mata. Semoga Allah buka mata dan hati para pemimpin yang berkuasa hari ini, untuk segera memproses hukum Ahok dengan seadil adilnya. Jika tidak, semoga Allah mencabut kekuasaan yang ada pada mereka semua dan segera menghinakannya di dunia serta akhirat.

Untuk saudaraku ummat Islam dimanapun berada, yang tidak bisa berangkat hari ini karena satu dan lain hal, berikanlah doa terbaik saudara saudara kita yang saat ini berada di Jakarta. Semoga mereka semua mendapatkan kekuatan, kesabaran kesehatan dalam menjalankan aksinya, serta tuntutan yang selama ini di suarakan, segera direspon oleh pihak terkait.

Dan pagi ini saya baca berita di salah satu media online, bahwa siang hari ini, wilayah Jakarta akan di guyur hujan dengan intensitas sedang, semoga itu semua tidak menyurutkan langkah kaki saudaraku semua, bahkan menambah semangat langkah langkah kaki, ketika langkah kaki ini, tubuh ini, diguyur hujan, berdoalah kepada Allah disaat hujan tersebut, karena bukankan salah satu waktu diijabahnya doa adalah disaat hujan?

Sekali lagi, selamat melaksanakan aksi damai bela Al Quran semoga kelak menjadi saksi di akhirat, bahwa kita telah memperjuangkan kehormatan al Quran. Semoga ini menjadi salah satu amal ibadah kita dan menjadi penanda dimanakah posisi kita ketika Al Quran dinistakan oleh manusia intoleran yang bernama Ahok.

Allahu Akbar!