Selasa, 22 Agustus 2017

Memaknai Hablumminallah dan Hablumminannas

sejatinya, norma norma berupa penghormatan, kesetaraan, cinta dan kasih sayang ada dan melekat dalam sebuah bangsa dimanapun dibelahan dunia ini, tanpa terkecuali. norma norma ini lahir dan diteruskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.

hanya saja dalam pejalanannya, norma norma tersebut perlahan mulai terkikis habis yang diakibatkan oleh munculnya ke egoisan diri dan kelompok masyarakat, adanya rasa diri dan kelompok yang paling benar, adanya rasa saya yang paling berkuasa, saya yang paling memiliki segalanya, saya yang paling sempurna dan sifat sifat rakus nan tamak yang dimilik oleh sekelompok orang yang (dalam perjalannya) mempengaruhi kehidupan sebuah bangsa secara umum dan berlangsung masif.

yang pada puncaknya akan menimbulkan konflik, pertikaian satu sama lain menjadi sebuah keniscayaan, rasa penghormatan dan persaudaraan hilang, yang ada adalah benturan kepentingan individu dan kelompok. yang tersisa hanyalah kepahitan akibat dendam dan permusuhan yang tak pernah selesai.

solusinya adalah dengan menjalankan ajaran agama secara menyeluruh. menjalankan perintah Allah SWT dengan penuh kesadaran dan keikhlasan serta penghambaan. taat serta patuh atas apa yang telah Allah perintahkan. semua itu dilakukan dalam hal hubungannya manusia dengan sang Pencipta, hablumminallah.

serta menjalankan sunnah Rosulullah sallallahualaihi wasallam dengan penuh kecintaan, meneladani keseharian beliau sallahualahi wasallam dalam hal hubungan antara sesama manusia, hablumminannaas.

semoga dengan pengamalan hablumminallah dan hablumminannas dalam kehidupan sehari hari tersebut, akan terbentuk suatu masyarakat yang penuh kemuliaan, perdamaian dan cinta kasih. yang pada akhirnya, sebagai ummat islam yang menjadi mayoritas kita akan membawa rahmat bagi sekalian alam. yang pada gilirannya akan terbentuk sebuah negeri baldatun thoyyibatun warobbun ghofuur yang dicita citakan.

wallahu'alam

#selamatkanindonesiakita

Jumat, 04 Agustus 2017

Sukabumi Modern City atau Traditional City; Tanggapan Terhadap Penolakan Aplikasi Transportasi Berbasis Online

Pak wakil walikota: tidak benar adanya informasi bahwa aplikasi ojek online di kota Sukabumi di hentikan selama satu tahun. Yang benar adalah pemkot meminta mereka (perusahaan ojek online) untuk mengurus perizinan terlebih dahulu. Apabila perizinan telah diurus, silahkan bisa beroperasi kembali di kota Sukabumi.

Saya: syukurlah pak, tapi fakta di lapangan perusahaan aplikasi ojek online telah beroperasi hampir lebih dari 5 bulan di kota Sukabumi, ditandai dengan adanya kantor operasional di kota sukabumi, jadi apakah selama ini mereka tidak pernah di sidak oleh kementrian terkait? terus kementrian terkait dan atau pemkot kerjanya apa? qo sampai kecolongan hampir 5 bulan lamanya, apa mungkin terlalu banyak kerjaan ya pak sampai sampai tidak tersentuh oleh instansi terkait.

***

Saya berharap semoga mereka para pengusaha aplikasi transportasi online segera mengurus perizinan yang seharusnya dipenuhi, dan saya sebagai salah satu pengguna aplikasi, bisa kembali menikmati layanan yang diberikan.

Menolak perkembangan teknologi, sama dengan menolak terjangan tsunami, tak bisa di tahan. Inovasi atau mati.

Untuk para pengusaha angkot, ayo berinovasi, jadikan perkembangan teknologi sebagai sahabat dan mitra untuk mencapai keuntungan yang diinginkan.

Untuk pemerintah, sebetulnya bisa dibuatkan zona merah dan zona hijau. Daerah mana saja yang boleh dan daerah mana saja yang tidak boleh dilalui oleh aplikasi transportasi online, atau, bisa membatasi jam operasionalnya, di jam jam tertentu boleh beroperasi dan di jam tertentu tidak boleh.

Artinya, mari kita pikirkan solusi yang harus di tempuh..

Kalau tidak, gesekan antara pengusaha angkot konvensional dengan pengusaha transportasi umum akan kembali terjadi. Kalau kemarin ada motor yang dirusak pendemo, saya kuatir gesekan di masa yang akan datang akan lebih dari itu, karena terkesan pemkot tidak mengakomodir kepentingan kedua belah pihak.

Semoga, kota Sukabumi yang sedang membangun image nya sebagai smart city, harus menelan ludahnya sendiri, tatkala pemerintah daerah sendiri membatasi atau bahkan melarang aplikasi trnsportasi berbasis online ini beroperasi di kota Sukabumi.

Semoga ada solusi terbaik..