Senin, 12 Oktober 2015

Demi masa

Bismillah.
Demi masa (1) sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (2) kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya menta'ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (3). (Quran surat al-ashr).

Dalam tafsir al usyr al akhir di katakan bahwa surat ini menerangkan bahwa manusia yang tidak dapat menggunakan masanya dengan sebaik-baiknya termasuk golongan yang merugi. masya Allah, Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Setiap tanggal 12 di bulan oktober, saya selalu diingatkan oleh notifikasi facebook serta notifikasi ucapan dari istri tercinta, keluarga serta teman-teman. Hari dimana 29 tahun yang lalu saya lahir ke dunia ini.

Perjalanan 29 tahun merupakan perjalanan yang penuh warna. Banyak episode kehidupan yang telah dilalui. Ada saatnya berada di ketinggian (bukan gunung maksudnya ya he), ada pula saat-saat dimana keterpurukan begitu dekat, bagai teman dalam keseharian. Ada saat saat dimana begitu mudah akses dari satu titik ke titik lain. Ada saat saat dimana kaki ini menjadi andalan, berjalan kaki menjadi keseharian dan suatu keharusan demi mengirit ongkos sebesar 2000 rupiah. Dari situ saya menghargai betapa berharganya 2000 rupiah itu.
Ada saat saat dimana keberlimpahan pernah saya jumpai, dan ada episode dimana makan ayam bakar di belokan sigodeg, nanggeleng begitu berharga, dan yg takkan pernah sy lupa adalah nikmatnya makan sebungkus mi instant untuk makan kami berdua. Dari situ saya menghargai dan menyadari betapa berharganya sebungkus mie instant. Ada saat-saat tidur di hotel berbintang, dan ada pula saat-saat dimana mushola adalah tempat berlindung saya dari hujan dan gelapnya malam, mushola samping marbella kemang adalah saksi bisu episode kehidupan itu..

Yang pertama yang wajib saya syukuri adalah, memiliki istri yang mensupport saya sedemikian hebat, melewati bagian demi bagian perjalanan dalam keterpurukan ini, yang telah begitu sabar menguatkan saya, menguatkan kami melewati itu semua, terimakasih istriku sayang. Saya masih sekuat ini sampai saat ini, karena doa dan support nya juga.

Juga bersyukur memiliki keluarga yg telah begitu support dan menguatkan kami berdua.

Kembali ke ayat di awal tulisan tadi, semoga saya dan kita semua termasuk kedalam golongan orang yang beriman dan beramal sholeh. Dua kata kunci dalam ayat tersebut yakni; iman dan amal sholeh, keduanya di sandingkan dalam ayat yang sama. Setelah beriman diikuti dengan beramal sholeh. Amal sholeh berbarengan dengan keimanan. Demikian firman-Nya.

Sebagai manusia, kita tidak tahu apakah amal kita lebih banyak melakukan kebaikan atau malah lebih banyak keburukan telah kita lakukan. Pun demikian dengan saya, telah lebih dari seperempat abad berlalu, amal mana yg paling banyak dilakukan? Wallahu alam. Merujuk kepada ayat di atas, sebagai muslim seyogyanyalah amal sholeh dan keimanan menjadi keseharian kita, menjadi teman dalam menjalani hidup yang fana ini untuk menuju ke kehidupan yang kekal abadi di akhirat kelak. Itulah job desk harian kita sampai hembusan nafas terakhir.

Di akhir tulisan yng singkat dan sederhana ini izin kan saya menulis beberapa resolusi untuk tahun tahun yang kan datang, yang menjadi target, harapan dan keinginan saya.

Sebagai seorang suami, saya ingin menjadi suami yang melindungi, memahami dan menyayangi sepenuh hati. Menafkahi ia hanya dengan yang halal. Menjadi sosok suami yang menyenangkan untuknya, pelipur lara di saat ia sedih. Penyemangat di saat rasa malas mulai menyelimutinya. Pengingat yang baik di satbi khilaf. Dan sosok suami yang menuntunnya ke surga, aamiin ya robbal alamiin

Sebagai seorang ayah, saya berharap dan berdoa bisa menjadi sosok teladan untuknya. Yang mengenalkan ia akan kehidupan. Membuka wawasan untuknya tentang dunia ini. Yang menafkahinya dengn harta yang halal. Sosok ayah yang menjadi pendengar yang baik untuknya. Menjadi kompas untuknya, sehingga ia tak kehilangan arah. Dan, mengenalkannya kepada sang pencipta, Allah swt. Dan kelak, saya di akhirat bersama sama dengannya memasuki pintu surga Nya dengan penuh rasa syukur.

Sebagai seorang anak, mungkin saya masih jauh dari kriteria anak yang berbakti. Belum bisa memberikan yang terbaik untuk mereka. Belum bisa membahagiakan mereka. Pun saya belum bisa memberi apa yang mereka mungkin inginkan, yang sebetulnya terbersit dalam hati dan pikiran mereka. Saat ini saya hanya bisa berdoa untuk kebaikan mereka; orang tua dan mertua, semoga di usianya yang sekarang, Allah swt senantiasa memberikan kepada mereka kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Mengampuni segala dosa dan kekhilafannya. Menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kami semua anak anaknya dari kecil sampai dengan saat ini.

Sebagai seorang muslim tentu hadits rosulullah sallallahu alaihi wasallam tentang kewajiban mencari ilmu, tentu akan terus menjadi motivasi bagi saya. Bukankan kewajiban mencari ilmu tak pandang usia? Mudah mudahan Allah subhanahu wata'ala membuka jalan dan kesempatan kepada saya untuk dapat  melanjutkan studi di bidang yang saya minati; keuangan islam, aamiin ya robbal alamiin.

Dan mungkin ada banyak doa yang tak bisa tertulis semua di sini, harapan dan cita cita, yang menjadi doa ketika sujud dalam sholat. Semoga Allah subhanahu wata'ala  mengabulkan doa saya dan kita semua. Aamiin.

Ayahnya aufar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar