Selasa, 21 Juni 2016

Food Bank Indonesia: Impianku 10 Tahun Lagi







Berbicara mengenai impian, saya yakin semua orang pastinya punya mimpi besar dalam hidupnya. Mimpi bagai energy booster dalam kehidupan. Mimpi seolah menjadi penyemangat dalam hidup. Banyak orang sukses memiliki banyak impian dalam hidupnya. Banyak orang-orang besar yang sukses saat ini, ketika ditanya apa yang menjadi motivasi kesuksesannya? Kebanyakan dari mereka jawabannya ialah; impian.


Impian bisa bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Ada yang bersifat materi seperti kekayaan, adapula yang bersifat abstrak seperti traveling keliling dunia atau pun misal membangun sebuah yayasan charity non profit. Ada juga impian tersebut untuk diri sendiri, orang tua, ataupun masyarakat luas. Semua orang berhak dan bebas untuk mewujudkan impiannya ingin seperti apa, yang terpenting diwujudkan dengan penuh tanggunggungjawab dan dengan jalan yang benar.


Impian saya pun demikian, memiliki bentuknya tersendiri. Impian saya ialah ingin membentuk lembaga charity non profit pertama di indonesia yang concern terhadap pemenuhan pangan masyarakat Indonesia. Lembaga ini kelak nantinya bernama Food Bank Indonesia. Food Bank Indonesia inilah yang nantinya akan fokus terhadap permasalahan pemenuhan pangan masyarakat kita yang membutuhkan. Lembaga inilah yang nantinya berfungsi sebagai mediator antara masyarakat yang berkelebihan pangan dengan masyarakat yang kekurangan pangan.


Yang membedakan Food Bank Indonesia dengan lembaga non profit lainnya ialah, dari segi waktu tidak hanya berlangsung di hari-hari tertentu atau event tertentu saja, akan tetapi beroperasi setiap hari. Berkelanjutan. Food bank Indonesia fokus memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan pangan setiap harinya. Adapun jenis bantuan yang diberikan berupa beras dan makanan kaleng.


Mengapa Food Bank Indonesia harus hadir di tengah-tengah masyarakat kita?


Pertama, tingkat sosial ekonomi masyarakat kita masih banyak yang berada dalam tingkatan membutuhkan. Data BPS menyebutkan angka kemiskinan Indonesia per September 2015 adalah sebesar 28.51 juta orang (11,13 persen) dengan rincian angka kemiskinan di perkotaan sebesar 10.62 juta orang dan di pedesaan sebesar 17.89 juta orang.


Kedua, banyak masyarakat kita terutama masyarakat menengah dan atas yang masih kebingungan ketika ingin menyalurkan bantuan berupa makananan. Saat ini kebanyakan dari mereka meyalurkan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan, tanpa melalui lembaga sosial. Ada sisi positif serta negatif ketika bantuan tersebut diberikan secara langsung. Sisi positifnya pemberi dapat langsung menyerahkan bantuannya kepada masyarakat, sisi negatifnya, bisa jadi penerima bantuan bukan penerima yang tepat atau bisa jadi penerimanya tepat tetapi bantuan tidak diberikan secara berkelanjutan.


Ketiga, ketika food bank Indonesia ini hadir di setiap desa atau kelurahan, diharapkan masyarakat yang sangat membutuhkan pangan, dapat langsung mendatangi counter food bank Indonesia terdekat, tanpa harus meminjam uang ke tetangga, ke rentenir atau ke tempat lain, hanya untuk membeli beras dan makanan pokok lainnya. Cukup datang ke counter food bank Indoneisa dengan membawa Kartu Tanda Penduduk untuk pendataan, maka beras dan makanan kaleng bisa langsung di bawa pulang.


Ke empat, banyak di tengah masyarakat kita berdiri supermarket  dan minimarket. Setiap harinya pastinya ada makanan kaleng yang akan mendekati masa kadaluarsa, untuk itu, nantinya food bank indonesia akan bekerjasama dengan supermarket dan minimarket tersebut untuk dilakukan pembelian makanan kaleng yang akan mendekati masa kadaluarsa minimal 4 minggu menjelang kadaluarsa, tentunya dengan harga diskon untuk kegiatan sosial, untuk nantinya disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.


Alasan-alasan tersebut di atas menjadi latarbelakang mengapa food bank Indonesia harus hadir ditengah-tengah kita. Jangan ada lagi masyarakat kita yang setiap malam nya tidak bisa tidur karena lapar, sedang tetangga sebelah rumahnya tidur dengan kekenyangan. Jangan ada lagi masyarakat yang lapar karena tidak ada bahan makanan di rumahnya, sedang tetangga sebelahnya punya banyak makanan dalam pendingin makanannya.


Lalu bagaimana saya berupaya mewujudkan berdirinya food bank Indonesia ini?


Tentunya sebagai seorang karyawan pada salah satu perusahaan swasta, gaji yang saya dapatkan tidak (belum) melampaui dua digit setiap bulannya. Alhamdulillah dengan gaji seperti itu saya masih bisa membagi untuk kebutuhan keluarga serta investasi untuk anak dan keluarga di masa yang akan datang.


Jenis investasi yang paling aman, pastinya melalui deposito di perbankan syariah karena untuk dana di bawah Rp 2 milyar ketika terjadi sesuatu pada bank tersebut, maka dana akan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), meskipun return yang didapat pastinya masih jauh dibanding dengan berinvestasi melalui pasar modal syariah. High risk high return pastinya masih berlaku dalam dunia investasi.


Untuk jenis investasi lapis kedua setelah deposito, saya mencoba berinvestasi melalui keuangan syariah di Pasar Modal Syariah, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam Unudang-Undang Pasar Modal yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip syariah tersebut yaitu terhindar dari sifat Maysir (QS Al Maidah 5 : 90), Gharar dan Riba’ (QS Al Baqarah 2 : 275) serta peraturan-peraturan lain yang telah ditetapkan oleh Fiqih Islam tentang muamalah.

Untuk investasi di pasar modal syariah sendiri, saya mencoba menggunakan jenis investasi keuangan syariah berupa reksadana syariah. Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada umumnya merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.


Secara garis besar ada 6 keuntungan berinvestasi melalui reksadana syariah, yaitu: 
pertama, dana yang diinvestasikan kecil. Artinya, reksa dana syariah dapat dibeli dengan nominal kecil. Jika deposito ada batasan minimal Rp 5 juta, dengan reksa dana syariah kita bisa mulai berinvestasi sebesar Rp 100 ribu saja.
Kedua, likuid. Artinya apabila sewaktu-waktu kita ingin mencairkan dana, saya bisa mencairkan reksadana syariah dengan cepat, sekitar 2 hari kerja.
Ketiga, Praktis, untuk membeli reksa dana syariah, kita juga bisa melakukannya secara online melalui agen penjualan atau langsung kepada perusahaan Manager Investasi (MI) atau Asset Management.
Keempat, Fleksibe, kita dapat membeli atau menjual reksa dana syariah kapan saja sepanjang ada koneksi internet.
Kelima, diversifikasi, tidak hanya MI atau pengelola reksa dana syariah saja yang bisa mendiversifikasi suatu portofolio.Tetapi investor juga bisa mendiversifikasi berbagai tipe reksa dana syariah seperti pasar uang, pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan saham.
Keenam, keterbukaan informasi, sebagai investor kita dapat melihat daftar reksa dana syariah dan kinerjanya setiap hari secara realtime.


Dengan pertimbangan itulah, saya merasa lebih cocok untuk berinvestasi melalui reksadana syariah, karena dengan berinvestasi reksadana syariah tidak harus menunggu punya dana besar dulu, cukup dengan Rp 100 ribu rupiah kita bisa berinvestasi. Tidak harus menunggu kaya baru berinvestasi, akan tetapi bisa dimulai saat ini dengan nominal investasi yang sesuai dengan kemampuan kita masing-masing tentunya.
Hal lainnya adalah karena keterbatasan saya dalam melihat peluang dan resiko berinvestasi secara langsung di saham syariah, investasi melalui reksadana syariah adalah pilihan yang tepat, karena Manager Investasi lah nantinya yang akan mengelola dan memilih saham yang akan di beli. Meskipun resiko investasi tidak bisa dihilangkan, akan tetapi minimal dapat di minimalisir dengan mitigasi resiko yang mereka miliki.


Dengan berinvestasi minimal Rp 100 ribu setiap bulan saja selama sepuluh tahun ke depan diharapkan bisa terkumpul dana yang cukup untuk mendirikan food bank Indonesia ini. Rp 100 ribu untuk saat ini mungkin akan habis dengan minum kopi di kedai kopi ternama, dengan Rp 100 ribu, mungkin akan habis begitu saja dengan makan siang di restoran cepat saji, atau mungkin dengan Rp 100 ribu, akan habis begitu saja dengan jalan-jalan ke mal.


Tetapi dengan investasi di reksadana syariah hanya dengan menyisihkan dana sebesar Rp 100 ribu setiap bulannya semoga kelak dapat membantu masyarakat yang membutuhkan pangan, setidaknya mengurangi beban hidup mereka. Semoga tak ada lagi mereka yang tengah malam tak bisa tidur karena lapar, semoga tak ada lagi beban beban pikiran di pundak mereka karena ketiadaan pangan dirumahnya. Food bank Indonesia mungkin takkan bisa sepenuhnya mengentaskan kekurangan pangan masyarakat yang membutuhkan, akan tetapi setidaknya inilah salah satu solusi yang bisa kita lakukan.
Dengan memilih berinvestasi melalui keuangan syariah melalui pasar modal syariah, khususnya di reksadana syariah. Saya semakin yakin, impian saya untuk dapat mendirikan lembaga sosial Food Bank Indonesia di masa 10 tahun lagi akan terwujud dengan baik.


Food bank Indonesia adalah impian saya 10 tahun lagi yang akan saya wujudkan melalui investasi reksadana syariah yang amanah, bagaimana dengan anda?


Sumber bacaan:

http://akucintakeuangansyariah.com/22081/6-keuntungan-investasi-reksa-dana-syariah/
https://www.bps.go.id/index.php/publikasi/4460#
http://www.kompasiana.com/eddyroesdiono/salurkan-makanan-sisa-melalui-food-bank_55485bd6547b61271525245a
http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Syariah.aspx



Sumber foto: 

http://www.thebearfootshaman.com/uploads/1/9/2/2/19224675/3204860_orig.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar