Selasa, 25 April 2017

Buah Naga; sebuah catatan kecil

Buah Naga; sebuah catatan kecil
Dragon fruit atau bahasa kita nya mah buah naga, merupakan salah satu buah yang memiliki banyak keistimewaan, sebagai gambaran saja dari 100 gram buah naga, tersimpan banyak kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Mulai dari 60 kkal kalori, 0,53 gram protein, 0,71 gram serat, 11,5 gram karbohidrat, 134,5 mg kalsium, 0,65 mg zat besi, 87 mg fosfor, 9,4 mg vitamin C, hingga kadar air mencapai 90% telah tertanam dalam buah kaktus ini.
Dari beberapa artikel yang saya temukan, dapat ditarik kesimpulan, bahwa buah naga ini merupakan buah dari jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Penyebaran buah ini diawali dari tanah kelahirannya yaitu Meksiko, hingga masuk ke negara-negara Asia seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan dan negara kita Indonesia.
Di Indonesia sendiri buah naga masuk dan mulai dikenal sekitar tahun 2000, dan bukan dari budidaya sendiri melainkan di impor dari Thailand. Padahal pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan iklim tropis di Indonesia sangat mendukung pengembangannya.
Dan menurut penelusuran saya melalui sesi tanya jawab dan kepoin mbah google, buah naga ini juga alhamdulillah sudah sampai di kampung halaman saya sejak tahun 2013 silam dan alhamdulillah saat ini sudah beberapa kali masa panen ( http://www.pn8.co.id/pn8/index.php… ) .
Informasi yang saya dapat, untuk harga per kilo gram buah naga ini ada di kisaran 20 rb s.d 35 rb rupiah saja. Itu harga di wilayah kota dan kabupaten sukabumi. Lalu berapa harga buah naga yang ada di Jeddah, Arab Saudi? Untuk mengetahui berapa harga buah naga di negeri kaya minyak ini, saya coba menelusuri ke salah satu tempat perbelanjaan terbesar di Jeddah, yaitu Hyper Panda.
Tidak sulit untuk menemukan buah naga di pusat perbelanjaan ini, dan setelah dicek, ternyata harga yang harus saya bayar untuk membeli satu kilo buah naga di sini adalah sebesar SAR 37.5 atau sekitar Rp. 131.250,00 (kurs 3.500).
Mengapa bisa semahal itu, ada beberapa alasan; buah naga yang ada di sini, adalah buah naga yang di impor dari kawasan asia atau amerika, yang pastinya memerlukan cost yang tidak sedikit. kedua, saudi tidak dapat menanam sendiri buah naga, mengingat saudi bukan negara tropis, yang setiap hari di guyur hujan hehe.
Alhamdulillah, bersyukur, Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, nanam tumbuhan apapun insya Allah jadi. Hanya saat ini tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan potensi sumber daya alam ini dengan baik. Faktor cuaca sudah oke, faktor sumber daya manusia nya juga sudah oke, tinggal dukungan dari sisi birokrasinya yang belum maksimal(sok sok an jadi pengamat ni hehe).
Birokrasi diharapkan bisa mendukung bagaimana menciptakan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, dan tidak cukup kaya akan sumber daya alam. namun juga merumuskan, bagaimana hasil hasil sumber daya alam tersebut bisa bersaing dan menembus mancanegara.
Saya berharap dan memimpikan, bahwa ketika kita pergi ke Dubai, Jeruk yang kita makan adalah jeruk yang didatangkan dari kebun kita yang ada di Jawa Timur. Ketika kita jalan jalan ke Arab Saudi, kita beli salak yang berasal dari Yogyakarta. Pun demikian, ketika jalan jalan ke Amerika dan Eropa, kita makan Pisang yang berasal dari kebun yang ada di Sukabumi, Jawa Barat.
Pada akhirnya; kaya akan sumber daya alam saja tidaklah cukup, perlu dukungan dari semua pihak pemangku kebijakan, bagaimana merumuskan hasil hasil pertanian dan perkebunan kita memiliki kualitas ekspor yang lebih unggul di banding negara tetangga. Kemudian dilanjutkan dengan kemudahan proses ekspor hasil kebun kita dengan baik, jangan di persulit apalagi sengaja mempersulit.
Menurut saya, sepertinya Indonesia harus memiliki visi yang jauh ke depan, Arab Saudi sudah mengumumkan Visi nya dengan Saudi 2030. Indonesia juga seharusnya juga memiliki visi 10, 20, 30 tahun ke depan.
Visi adalah penglihatan kita jauh ke depan, bagaimana mungkin kita ingin maju dan menjadi bangsa yang besar, sedang kita sebagai bangsa tidak memiliki visi yang jelas untuk 10 atau 30 tahun ke depan Indonesia harus seperti apa. Atau jangan jangan pemimpin kita visi nya cuma sampai 5 tahun saja? visi nya sampai pilpres dan pilkada saja? Allahu 'alam.
Kembali ke soal buah naga. Setelah tahu harganya 37.5 real per kilo, saya langsung balik kanan dan langsung menuju rak lain dan mengambil satu kilogram pisang seharga SAR 4.5, dan anda tau di import dari mana? ternyata pisang ini berasal dari Philipina.
Dengan luasnya pusat perbelanjaan ini dan beraneka ragam buah import maupun lokal, saya sedih, sedih karena saya tak melihat ada buah yang di import dari negeri kita. Indonesia. Sungguh terlalu.
Semoga, di waktu waktu mendatang, buah buahan kita bisa membanjiri Arab Saudi, bisa membanjiri kawasan timur tengah ini, bisa membanjiri Amerika dan kawasan Eropa. Insya Allah bisa.
Alhamdulillah, rasa sedih saya sedikit terobati, tatkala dapat pesan whatsapp dari istri, yang memfotokan isi lemari pendingin di rumah, dengan bagian bawahnya terisi full dengan buah naga hasil bumi di kampung saya, Ciemas. Thanks cinta. Kamu memang luar biasa, tau aja kalo suami mu ini suka banget dengan buah buahan. Semoga buah naganya semanis senyummu. #bukangombal
Jeddah, 18 Maret 2017 Menjelang Shubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar