Selasa, 31 Mei 2016

Ilmu Padi dan Kesombongan Diri

Dari sejak kecil, kita sering mendengar pepatah; Seperti ilmu padi makin berisi makin merunduk. Dikutip dari kamusperibahasa.com, pepatah tersebut berarti semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya, dan juga dapat diartikan Kalau sudah pandai jangan sombong, selalulah rendah hati.

Merunduk dapat diartikan tidak sombong dihadapan manusia, terlebih dihadapan sang Pencipta, Allah SWT. Merunduk dapat diartikan menghambakan diri dihadapan ilahi, menggunakan knowledge yang dimiliki dengan bijak serta berorientasi jangka panjang. Akhirat.

Merunduk tidak diartikan diam atau pasif. Merunduk tidak diartikan sebagai diamnya orang yang berilmu dimasyarakat, tanpa bisa berbuat untuk kebaikan masyarakat sekitar. Diamnya orang yang berilmu dan tidak mengamalkan ilmu bisa dikategorikan musibah bagi diri dan lingkungan. Apa yang akan kita jawab tatkala Allah SWT kelak akan bertanya tentang ilmu yang tidak kita amalkan, tentang ilmu yang tidak membawa kemanfaatan untuk diri dan lingkungan sekitar.


Bukan malah sebaliknya, seperti pepatah Tong kosong nyaring bunyinya. Masih menurut kamusperibahasa.com, pepatah tersebut berarti orang yang bodoh atau tidak berilmu selalu banyak bicara. Benarlah apa yang telah Rosulullah sollallahu alaihiwasallam sabdakan; "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. (Hadits Muttafaq alaih).

Adapun penjelasan dari hadits diatas menurut Imam Nawawi - rahimahullâh didalam Al-Minhaaj "Adapun sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam,  “maka hendaklah ia berkata baik atau diam”. Artinya ketika seseorang ingin berbicara hendaklah dilihat apakah ucapannya mengandung kebaikan dan kebenaran yang membuatnya mendapatkan ganjaran pahala wajib atau sunnah, maka berbicaralah. Tapi jika tidak, tahanlah diri untuk tidak berbicara".

Semoga kita terhindar dari perilaku banyak bicara tetapi "Kosong". Kosong dari penghayatan makna berbagi ilmu, kosong dari makna dan kemanfaatan. Kosong dari penghayatan makna budi pekerti atau kelakuan (baca: Akhlak).


Mungkin untaian kata-kata kita ada "isi" tetapi minim etika. Mungkin ada "isi" nya, tetapi terselip "kesombongan dan keangkuhan" yang rupa rupanya telah menguasai diri, baik disadari maupun tidak. Padahal Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam mewanti-wanti umatnya, beliau bersabda :“Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat sifat sombong walaupun sebesar biji zarah” (HR. Muslim 2/89 dan At Tirmidzi 3/243).

Semoga kita termasuk orang orang yang Allah karuniakan ilmu yang bermanfaaat setiap harinya, dan dipergunakan untuk kemaslahatan diri dan lingkungan. Dan juga semaksimal mungkin melatih diri untuk dapat menjauhi sifat sombong, baik itu dalam ucapan maupun perbuatan. Wallahu A'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar